Olahraga yang dilakukan dalam air, seperti berenang atau aquarobik, banyak memberikan manfaat bagi wanita yang sedang hamil. Kelebihan olahraga air dibanding olahraga lainnya adalah minimnya risiko cedera tulang, sendi, dan otot. Sebab, ketika berada di air, tubuh akan ditopang oleh air yang memiliki daya dorong ke atas. Beban tubuh saat berada di dalam air jauh lebih ringan daripada di darat. Lakukan olahraga di air ini 3 sampai 5 kali dalam seminggu, masing-masing selama 30 menit. Atau, konsultasikan dulu dengan dokter.
Manfaatnya:
* Melatih paru-paru dan jantung. Manfaat ini sama dengan berolahraga aerobik, berlari, atau berjalan.
* Otot-otot menjadi kuat sehingga membantu menopang punggung dan pinggang yang kerap terasa pegal-pegal.
* Melancarkan peredaran darah sehingga oksigen dan nutrisi mencukupi kebutuhan.
* Berolahraga di darat bisa membuat panas tubuh melonjak, sedangkan berenang tidak karena dilakukan di dalam air. Suhu tubuh ibu hamil akan tetap terjaga kestabilannya.
Meskipun demikian, ada rambu-rambu yang harus Anda perhatikan sebelum mulai berenang:
1. Renang dan aquarobik dapat dilakukan pada usia kehamilan berapapun.
2. Semua gaya renang boleh dilakukan ibu hamil. Gaya bebas melatih bahu. Gaya dada atau gaya katak melatih kelenturan dan kekuatan otot panggul hingga kaki. Gaya punggung menstimulasi daerah lengan, punggung, dan kaki. Sedangkan gaya kupu-kupu sulit dilakukan oleh ibu hamil dengan perut yang besar. Ketika latihan, sebaiknya kombinasikan gaya bebas, dada, dan punggung, karena melatih bagian tubuh yang berbeda-beda.
3. Cermati kondisi fisik ketika sedang berolahraga. Ketika tubuh memberikan sinyal lelah, segera beristirahatlah. Apalagi bila merasakan tegang di sekitar wilayah perut. Bisa-bisa terjadi kontraksi.
4. Waspadai kondisi air kolam renang. Pilih kolam dengan kualitas air yang baik. Air yang tercemar berisiko menyebabkan infeksi.
5. Waspadai area di sekitar kolam renang, sebab keseimbangan ibu hamil berkurang. Dikhawatirkan ketika berjalan di tepi kolam ibu bisa terpeleset.
6. Hindari melompat langsung ke dalam kolam. Cara itu membuat tekanan air ke vagina besar sehingga dikhawatirkan akan merusak selaput yang melindungi janin. Jadi turunlah ke kolam renang lewat tangga yang ada.
Narasumber: Dr Arina Indriany, SpOG, RSIA Melania, Bogor