Dalam sebuah grup, seintim keluarga, amat mudah untuk berpikir bahwa Anda sudah mendengar segalanya, bahwa Anda pikir Anda mengerti apa yang ada di pikiran si balita. Tetapi tunggu dulu, jangan berasumsi bahwa Anda sudah tahu apa yang akan mereka katakan. Percaya atau tidak, bahkan balita pun sudah memiliki pendapat sendiri.
Jika balita Anda memiliki kesulitan untuk dimengerti, cobalah untuk mengabaikan hal-hal lain dan pusatkan fokus Anda kepada si kecil, hal ini akan membantunya mengerti bahwa marah-marah, menjerit, dan tantrum tidak dibutuhkan untuk membuatnya dimengerti.
Ada banyak pemicu yang membuat orangtua berhenti mencoba mendengarkan anaknya. Orangtua yang merasa terganggu dengan anaknya akan merasa bahwa tantrum anak adalah suatu hal yang bikin marah, dan berusaha menyelesaikannya setiap hari, bahkan kekurangan waktu tidur di malam hari pun bisa membuat Anda sulit berpikir dengan jelas, dan semakin sering kekurangan kemampuan bersabar.
Anak balita memiliki diksi yang terbatas dan tak bisa mengekspresikannya dengan baik, jadi jangan berasumsi bahwa mereka mengeluh atau nakal karena ia iseng, sesuatu pasti membuatnya terusik dan ingin mengkomunikasikan sesuatu. Misal, ia mengompol karena sebenarnya ia takut dalam gelap, atau marah-marah di pagi hari sebenarnya karena ia tak suka mandi di pagi hari karena membuatnya kedinginan. Apa yang dibutuhkan oleh anak adalah sebuah penguatan dan rasa nyaman.
Jika Anda mau mulai mendengarkan anak sedari kecil, maka Anda akan memiliki hubungan yang erat dengannya. Anda butuh perlengkapan yang tepat sesuai usia anak dan mulai dari langkah kecil. Kegiatan mendengarkan kebutuhan anak disebut dengan "Active Listening". Hal ini membantu orangtua untuk mencoba mendengarkan anak dan tidak berasumsi akan apa kemauan si anak. Dengan mendengarkan apa kemauan anak dengan sungguh-sungguh, berarti Anda menghormati perasaan anak dan memberinya ruang untuk bereksplorasi masalah, dan mungkin mencari solusi.
3 langkah dalam Active Listening:
* Berhenti melakukan apa pun yang Anda lakukan dan memberikan perhatian penuh kepada anak.
* Memahami apa yang ia coba utarakan dengan respon kecil. Anda bisa menanyakan apa maksudnya dengan menunjuk benda yang ia rasa mengganggu atau ingin ia gapai.
* Jangan berasumsi dengan memberikan saran, marah, menguliahinya, atau memberi solusi secara langsung. Dengan menanyakannya dan membiarkannya mencoba menerangkan kepada Anda (jangan terlalu lama) akan membantunya mencoba mengeksplorasi pikirannya.