Kita semua tahu bahwa rokok bisa membahayakan kandungan ibu hamil. Pada bungkus rokok saja sudah tertulis dapat mengakibatkan gangguan kehamilan dan janin. Tetapi ternyata tak hanya ibu hamil yang merokok saja, tetapi perokok pasif, alias yang terpapar asap rokok dari orang lain pun bisa mengalami masalah pada kandungannya. Riset UK Center for Tobacco Control Studies di University of Nottingham menyimpulkan bahwa ibu hamil yang terkena paparan asap rokok dari orang lain (perokok pasif) memiliki risiko bayinya lahir prematur atau terlahir dengan masalah kesehatan.
Anak yang terlahir dari wanita yang merokok selama kehamilan memiliki peningkatan risiko bayi terlahir dalam keadaan tidak bernyawa, berat badan lahir kurang, dan masalah kesehatan lainnya.
Kerap ditemukan, ibu hamil yang menjadi perokok pasif mengalami masalah pada berat badan lahir si bayi, namun belum jelas apakah paparan asap rokok selama kehamilan bisa memengaruhi masalah kelahiran bayi pada wanita yang tidak merokok.
University of Nottingham di Inggris menganalisa 19 studi yang menganalisa hubungan antara wanita hamil nonperokok tetapi sering terkena paparan asap rokok selama kehamilan. Datanya menunjukkan peningkatan risiko bayi lahir dalam keadaan tak bernyawa sebanyak 23 persen dan 13 persen peningkatan masalah pada kelahiran bayi.
Analisa yang muncul pada jurnal Pediatrics edisi April 2011 ini tak menemukan hubungan antara perokok pasif dengan keguguran sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu aau kematian bayi dekat dengan waktu kelahiran.
"Namun, saat ini kita bisa katakan dari analisa ini bahwa ibu hamil yang menjadi perokok pasif memiliki peningkatan risiko keguguran dan melahirkan bayi dengan masalah malformasi kongenital. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi pentingnya ibu hamil untuk menjauhi asap rokok selama kehamilan baik di rumah maupun di tempat umum," jelas salah seorang peneliti, Jo Leonardi-Bee, PhD, seperti dikutip dari WebMD.
Menurut Leonardi-Bee, rumah masih menjadi sumber terutama asal paparan asap rokok para wanita bukan perokok. Meski sekarang aturan-aturan pelarangan merokok di tempat umum sudah banyak dicanangkan, namun tak ada larangan merokok di kawasan tempat tinggal, sehingga tempat tinggal masih menjadi lokasi terutama terkena paparan asap rokok.
Menurut Jonathan P Winickoff, MD, dari Harvard Medical School, berhenti merokok adalah salah satu hal yang paling bisa dilakukan untuk mencegah bayi lahir dengan berat badan kurang dan masuknya bayi ke dalam neonatal intensive care (NICU), alias ruang isolasi bayi yang lahir terlalu cepat.
Secara kasar, menurut Winickoff, 1 dari 5 bayi dalam NICU ada karena masalah paparan asap rokok saat dalam kandungan. Studi menggambarkan bahwa perokok pasif saat ini menjadi kekhawatiran yang sama seperti ibu hamil perokok.