Awas Hamil Lagi Saat Baru Melahirkan


Hamil lagi saat baru melahirkan memang bisa saja terjadi. Meskipun memberikan ASI bisa mencegah kehamilan tapi kenyataan proses ovulasi pada perempuan usai melahirkan bisa terjadi lagi dalam 25-27 hari setelah melahirkan.

Meski risiko kesehatan pada ibu yang hamil lagi setelah melahirkan bisa diminimalisir namun masalah yang serius justru pada psikologi si ibu.

Karena pada saat melahirkan dan hamil sebelumnya saja si ibu mengalami kelelahan mental karena tenaga dan emosinya yang terkuras. Jika kemudian si ibu hamil lagi usai melahirkan dikhawatirkan akan membuatnya tertekan.

Untuk mencegah kehamilan lagi usai melahirkan para ahli menyarankan pasangan untuk menggunakan kontrasepsi setelah 3 minggu melahirkan. Hal ini untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.

Berdasarkan review yang diterbitkan dalam Obstetrics & Gynecology, perempuan yang menyusui memang bisa mencegah kehamilan. Tapi bagi perempuan yang tidak menyusui, ia bisa mengalami ovulasi (masa subur) beberapa minggu setelah melahirkan.

"Bagi perempuan yang baru memiliki bayi, maka kontrasepsi mungkin tidak menjadi prioritas dalam daftar keperluannya," ujar Dr Emily Jackson, penulis studi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/3/2011).

Dr Jackson menuturkan sangat penting menyediakan perawatan bagi perempuan setelah melahirkan serta membicarakan masalah kontrasepsi. Perempuan harus waspada terhadap kenyataan bahwa dirinya bisa menjadi subur segera setelah melahirkan.

"Untuk itu pastikan bahwa perempuan yang baru melahirkan telah memilih metode kontrasepsi yang tepat sebelum mereka menjadi subur kembali dan tidak siap menerima kehamilan berikutnya," ujar Dr Jackson.

Dalam studi gabungan yang dianalisis oleh Dr Jackson dan rekannya Dr Anna Glasier menemukan bahwa rata-rata perempuan mengalami ovulasi antara 45-94 hari setelah melahirkan, tapi ada juga yang berovulasi sejak 25-27 hari setelah melahirkan.

Namun umumnya dokter tidak menyarankan ibu menyusui mengonsumsi pil kontrasepsi dengan estrogen karena berpotensi menimbulkan risiko seperti memperlambat pertumbuhan bayi. Karenanya perlu konsultasi dengan dokter untuk menentukan pilihan kontrasepsi yang tepat bagi ibu menyusui.

"Menyusui bisa jadi merupakan pekerjaan yang tidak mudah, kadang perempuan memilih untuk beristirahat menyusui atau menghentikannya lebih awal dari yang dipikirkannya. Hal ini menempatkannya pada risiko tinggi mengalami kehamilan tak terduga," ujar Dr Jackson.

Untuk itu Dr Jackson menyarankan penting bagi dokter membicarakan masalah kontrasepsi pada semua perempuan termasuk yang sedang menyusui mengenai pilihan kontrasepsi yang aman digunakan, serta memastikan bahwa semua perempuan telah mempersiapkan diri dengan baik untuk kehamilan berikutnya.

Terkait :