Anak laki-laki suka bercerita sambil melakukan hal yang ia sukai.
Sebagian orangtua sering mengeluhkan sulitnya mengajak anak bercerita mengenai harinya. Padahal, orangtua perlu tahu apa saja yang sedang terjadi pada kehidupan si kecil. Ketika ia menolak menceritakan harinya, jangan serta merta menyalahkan si anak yang tertutup. Bisa jadi, cara bertanya kita, sebagai orangtualah yang belum tepat.
Michele Borba, Ed.D., dari GalTime.com menyarankan untuk menggunakan beragam strategi untuk berkomunikasi dengan si anak. Carilah yang paling tepat untuk Anda dan si kecil, dan latihlah hal tersebut berulang-ulang hingga menjadi hal yang cukup alamiah. Berikut tipsnya:
1. Jangan segera menghadangnya. Begitu ia sampai di rumah atau duduk di mobil Anda, jangan langsung menyerangnya dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai harinya. Umumnya, anak-anak merasa kelelahan dan tak bersemangat begitu tiba di rumah. Jadi, tunggulah setidaknya 30 menit sebelum memulai percakapan mengenai harinya. Beri ia kesempatan untuk menenangkan diri, makan sedikit camilan, dan beristirahat sejenak.
2. Jangan mengubah perbincangan menjadi sebuah sekolahan di dalam rumah. Coba bayangkan apa yang Anda perlukan untuk bisa mengutarakan isi hati saat Anda berusia dirinya? Sama seperti si kecil, ia tidak suka jika orangtuanya memaksa, bercanda yang menyinggung, mengancam, menuduh, menguliahi, atau memarahinya.
3. Berikan perhatian penuh. Pikirkan bagaimana jika sahabat Anda menanyakan mengenai hari Anda. Gunakan contoh itu. Pastikan Anda berada dalam kondisi tenang, tampak tulus, dan tertarik akan cerita si kecil. Tentu hal ini akan terlihat dari bahasa tubuh Anda. Jangan sampai Anda sibuk main BlackBerry atau Facebook-an saat ia sedang bercerita.
4. Pertanyaan terbuka. Jangan berikan pertanyaan yang bisa dijawab dengan "ya" atau "tidak". Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terbuka, jangan yang bisa dijawab dengan selintas lalu saja.
5. Jangan bertanya pertanyaan yang sama. Anak yang sudah agak besar akan "ilfeel" jika Anda bertanya pertanyaan yang sudah bisa ditebak, seperti "Bagaimana sekolah?" Jadi, cobalah jadi kreatif. Ubah cara bertanya atau pertanyaannya untuk membuat anak Anda tahu bahwa Anda tertarik.
6. Berhenti dan dengarkan. Begitu si anak mulai membuka mulutnya untuk menceritakan mengenai hari atau sekolahnya, berhentilah melakukan apa pun yang sedang Anda lakukan, dan berikan perhatian penuh. Tangkap informasi sekecil apa pun untuk Anda tanyakan lagi kepadanya dan berikan ekspresi bahwa Anda memang tertarik. Ia akan terbuka begitu ia tahu bahwa Anda memang tertarik.
7. Regangkan perbincangan dengan pertanyaan mengundang. Jika si anak berbagi detail, coba gunakan metode peregangan. Artinya, jangan memaksa atau mengorek-ngorek, tetapi gunakan penyambung ungkap, seperti, "Oya?", "Iya," atau "Wow, kok bisa gitu, ya?" Pertanyaan-pertanyaan semacam ini tidak mengancam, tetapi mengundang si kecil untuk bercerita.
8. Mengulang ucapannya. Cobalah ulang ucapan yang ia sampaikan. Misal, "Aku main ayunan di taman tadi." Anda bisa balas, "Kamu main di ayunan?" Trik ini akan menarik ketertarikan si anak untuk terbuka kepada Anda.
9. Rumah yang menyenangkan untuk anak-anak. Kebanyakan orangtua merasa mereka tahu lebih banyak tentang anaknya dari teman si anak. Jadi, cobalah membuat rumah lebih menyenangkan untuk dikunjungi teman-teman si anak. Undang teman-teman si anak, isi kulkas dengan makanan menyenangkan. Siapkan keranjang basket atau mainan lain yang bisa dilakukan oleh si anak bersama teman-temannya. Saat teman-temannya bermain, cobalah untuk bersikap bersahabat kepada teman-temannya. Tak hanya teman-temannya yang akan berbagi cerita, tetapi si anak bisa jadi ikut-ikutan masuk dalam perbincangan.
10. Info yang berkaitan dengan sekolah. Cari tahulah apa pun yang berkaitan dengan sekolah. Entah itu dengan mengikuti perkumpulan orangtua, atau minta dikirimkan newsletter sekolah jika ada. Jangan segan untuk mencari tahu tentang guru dan keadaan kelas si kecil dari wali kelas atau orangtua lain.
11. Kenali waktu harian si anak. Ketahui kapan si anak paling enak diajak bicara. Seharian bersekolah, baru tiba di rumah, biasanya dia melakukan apa, atau kapan ia biasa bersosialisasi, ketahui itu dan kenali waktu senggangnya.
12. Duduk bersebelahan. Anak laki-laki memang cenderung lebih tertutup. Anak yang sensitif akan merasa takut jika orangtuanya mengajaknya duduk dan berkata, "Sini, Mama mau bicara tentang hari kamu." Cobalah datangi ia, duduk di sebelahnya, jangan berseberangan, karena ia akan melihatnya sebagai sebuah ancaman atau penghakiman.
13. Kenali kesukaannya. Beberapa anak, khususnya anak laki-laki lebih mudah terbuka saat ia bicara tentang dirinya sambil melakukan suatu hal yang ia sukai, seperti lempar bola basket, makan es krim, menggambar, atau membangun Lego.
14. Masukkan diri Anda dalam perbincangan. Dengan Anda yang memulai bercerita tentang hari Anda, si kecil bisa ikutan merasa ingin berbagi cerita. Hal ini bisa Anda lakukan sambil makan malam bersama. Akan lebih baik jika si ayah pun ikutan berbagi cerita harinya.