Wanita hamil yang kerap mengonsumsi obat penahan rasa sakit, seperti parasetamol, aspirin, dan ibuprofen berpotensi menyebabkan anak mereka menderita masalah kesuburan di kemudian hari.
Menurut penelitian yang diterbitkan (8/11) dalam jurnal Human Reproduction, penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka panjang bisa membahayakan perkembangan organ seksual anak, terutama anak laki-laki.
Meski konsumsi obat tersebut bisa meredakan sakit kepala yang mungkin dialami ibu hamil, namun resikonya untuk masa depan, kualitas sperma anak jadi kurang baik, bahkan buah hati terancam menderita kanker testikular saat dewasa nanti.
Parahnya lagi, ibu hamil yang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat bisa meningkatkan resiko bahaya pada kesuburan anak hingga 7 kali lipat besarnya. Dan, dalam hal ini usia kandungan paling rawan adalah antara 4 dan 6 bulan.
Para ahli percaya, analgesik merupakan penyebab utama mengapa banyak terjadi gangguan reproduksi pria yang sering terjadi akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan obat tersebut menyebabkan terjadinya 'pencemaran' lingkungan rahim oleh zat kimia dalam obat, yang bisa mengacaukan produksi hormon.
Studi yang dilakukan para peneliti asal Denmark, Finlandia, dan Perancis, ini mengamati sekelompok wanita yang sebelumnya sudah diwawancara tentang kebiasaan mereka dalam mengonsumsi obat-obatan selama masa kehamilan. Setelah anak laki-laki mereka juga diperiksa, maka para ilmuwan mendapati bahwa para wanita asal Denmark dan Finlandia paling banyak menggunakan parasetamol. Dan, anak mereka mengalami berbagai gangguan pertumbuhan organ seksual dalam tahap yang berbeda-beda.
Dr Henrik Leffers, selaku ilmuwan senior di Rigshospitalet (Copenhagen), sekaligus pemimpin penelitian menjelaskan, "Jika gangguan endokrin adalah penyebab utama meningkatnya masalah reproduksi pria di kalangan dunia Barat, maka penelitian ini menyimpulkan perlu adanya perhatian khusus bagi konsumsi analgesik selama kehamilan."
Dr Henrik menambahkan, "ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi obat-obatan penahan rasa sakit selama masa kehamilan. Namun, jika harus mengonsumsi pun, sebaiknya parasetamol dikonsumsi dalam dosis terendah dan periode yang singkat. Untuk amannya, jangan lupa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter."