Anak usia sekolah, 7-15 tahun, membutuhkan zat gizi lengkap agar dapat tumbuh dan berkembang, serta beraktivitas fisik secara sehat. Sejumlah faktor perlu diperhatikan agar anak tumbuh kembang dengan gizi baik. Seperti pola makan seimbang, dari jenis, jumlah, dan jadwalnya. Lalu kebiasaan menjalani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Serta, yang juga tak kalah penting adalah fasilitas kebersihan dan kesehatan yang menunjang gizi baik untuk anak. Kebiasaan anak menjaga kebersihan diri dan lingkungan di sekolah, termasuk pilihan jajanan sehat dan ketersediaan kantin sehat di sekolah juga turut memengaruhi status gizi anak.
Banyak tanda yang bisa dikenali orangtua untuk mengetahui status gizi anak. Dr Saptawati Bardosono, MSc, dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) menyebutkan ada 10 tanda umum anak bergizi baik. Sepuluh tanda ini dirancang PDGMI bersama susu bubuk Dancow dalam program edukasi nutrisi bertajuk Caravan Gizi Dancow yang bergulir sejak 2008 silam.
Jika anak Anda memiliki sepuluh tanda ini secara keseluruhan, artinya gizinya terpenuhi dan berstatus baik.
1. Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi.
2. Postur tubuh tegap dan otot padat.
3. Rambut berkilau dan kuat.
4. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat.
5. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar.
6. Gigi bersih dan gusi merah muda.
7. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur.
8. Bergerak aktif dan berbicara sesuai umur.
9. Penuh perhatian dan bereaksi aktif.
10. Tidur nyenyak.
Sebaliknya, jika semua tanda ini tak didapati dari anak Anda, saatnya mengecek kembali asupan nutrisi pada anak. Selain itu, kata ahli gizi yang akrab disapa Dr Tati ini, faktor lain yang menandakan gizi buruk pada anak di antaranya seringkali sakit.
"Jika anak sering absen, bolos sekolah karena sakit, ini pertanda daya tahan tubuh tidak baik. Misalnya setiap minggu pasti ada absennya. Jika pun anak sembuh, namun dua hari kemudian ia sakit lagi," jelas Dr Tati, usai peluncuran program Caravan Gizi Dancow 2011 di Jakarta, Minggu (30/1/2011).
Penyakit seperti batuk, pilek, dan diare yang sering menyerang anak menjadi pertanda gizi anak yang buruk, lanjutnya.
Menyiapkan gizi baik untuk anak
Gizi baik dan seimbang untuk anak harus mulai dipersiapkan sejak masa kehamilan, kata Dr Tati. Kehamilan dan masa pertumbuhan janin adalah masa pertumbuhan otak pada bayi. Janin membutuhkan gizi mikro dan protein yang cukup pada masa membangun tinggi badan potensial. Sementara, pada masa membangun berat potensial, janin membutuhkan kalori. Pada masa inilah ibu hamil perlu memerhatikan asupan makanan bergizi untuk menyiapkan anak bergizi baik.
Sementara, sejak bayi dilahirkan hingga usia dua tahun, seluruh zat gizi mikro dan makro secara seimbang mutlak dibutuhkan. Masa tumbuh kembang anak ini punya peran penting dalam mencapai tinggi, berat, dan perkembangan yang optimal.
Yang juga penting diperhatikan adalah asupan gizi pada anak usia sekolah, sebelum pubertas. Pada masa ini, orangtua masih dapat memperbaiki gizi anak jika sebelumnya anak kekurangan asupan nutrisi seimbang.
Rumus pola makan seimbang wajib dipahami orangtua. Yakni, memastikan anak mengasup 50-60 persen kalori dari makanan kaya karbohidrat, 20-30 persen kalori dari makanan sumber lemak, dan 10-20 persen kalori dari makanan sumber protein. Ini adalah asupan gizi seimbang dari segi jumlah, jelas Dr Tati dalam paparannya mengenai gizi seimbang.
Sementara dari segi jenis, bahan makanan harus bervariasi. Nasi, lauk pauk, sayur, buah serta susu adalah kombinasi yang disarankan untuk mendapatkan asupan nutrisi seimbang bagi anak. Gizi seimbang juga dilihat dari jadwal makan, yakni tiga kali makan dan 2-3 kali selingan setiap harinya. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum makan juga menunjang gizi seimbang pada anak.
Untuk memastikan anak mendapatkan gizi seimbang, siapkan bekal makanan sehat ke sekolah. Dengan begitu, anak terhindar dari bahaya jajanan tidak sehat di lingkungan sekolahnya.